Senin, 29 Desember 2008

Tahun lalu


Perlukah Merayakan Tahun Baru??

Pergantian tahun (Hijriyah) tinggal beberapa waktu lagi…sementara pergantian tahun baru Masehi telah berlalu lebih kurang 20 hari.

Saat pergantian tahun baru, dari 2005 ke 2006, aku sempat muat artikel mengenai doa menyambut tahun baru. Nah, kini mari kita bahas, perlukah kita merayakan tahun baru…tentunya berdasar hukum Islam, yakni Al Qur’an dan sunnah Rasululloh SAW.

Bagi kebanyakan orang, mereka merayakan malam pergantian tahun dengan berlibur ke suatu tempat, nonton pagelaran musik, nonton tv, bakar2 jagung sambil ngobrol, pergi ke tepi laut lalu ngelamun sambil memandang laut, begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan. Belakangan ini nampaknya sudah mulai menjadi trend di beberapa tempat, merayakan tahun baru dengan mengadakan dzikir berjama’ah.

Untuk contoh2 di awal paragraf di atas, aku sendiri tidak menyukai kegiatan seperti itu. Bagiku, acara seperti itu cenderung (maaf) sia-sia belaka…karena tidak jelas manfaatnya (setidaknya menurutku, maaf bagi yg tidak berkenan dg ucapanku). Biasanya aku lewatkan malam tahun baru dg perasaan biasa saja, tidak banyak kegiatan di luar rumah. Malah, selama 2 tahun (2004 dan 2005), aku menghabiskan tahun (2004 dan 2005) dan menyambut tahun baru (2005 dan 2006) dengan sholat, mengaji, dan dzikir. *sementara di tahun 2006, saat menjelang tahun 2007, aku lalui tahun baru dengan tidur saja.*

Beberapa waktu lalu, di awal tahun 2007, aku tiba2 ingin tahu, apa hukumnya menyambut tahun baru dg ibadah….??

Aku cari-cari referensi di buku dan internet, serta bertanya kepada beberapa guruku, hasilnya, RASULULLOH SAW TIDAK MENCONTOHKAN MEMPERINGATI TAHUN BARU…bahkan dengan dzikir, ataupun ibadah apapun. Bahkan, di beberapa referensi, aku temukan bahwa itu adalah BID’AH..!!!

Sejenak aku tertegun dan beristighfar…duh, ternyata beribadah dalam menyambut tahun baru, BUKANLAH CONTOH RASULULLOH SAW. ‘Untunglah’ aku cuma melakukan 2x saja…dan segera berhenti, meski kala itu aku belum tahu hukumnya.

Tak dinyana, beberapa waktu kemudian aku dapatkan sebuah email di inboxku, isinya KEBURUKAN DALAM MERAYAKAN TAHUN BARU…aku copy-paste saja sebagian isi emailnya..
1. Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
2. Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkan menyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.
3. Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
4. Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Alloh subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Alloh. Wallahu a’lam…