Senin, 27 Juli 2009

Nabi Yusuf dimasukkan ke penjara

Nabi Yusuf di masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak badannya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai dari hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dapat membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.

Disamping itu ia dapat melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mereka yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mereka bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mereka. Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracuni Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang makanan dan seorang sebagai pelayan meja istana.

Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mereka telah mendapat mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mereka itu.

Nabi Yusuf yang telah dikaruniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran mimpinya, mengajak mereka beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mereka ada-adakan sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mereka. untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:” Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu terima.Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cobalah fikirkan wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain dari Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti.”


Salam Kenal

Orang Tua saya memberi nama Nur Rohman. Mereka memanggil saya Nur/ Nur. Saya lahir pada tanggal 17 Novemer 1987 di kabupaten kebumen tepatnya di desa tanjungsari Rt 03 Rw 04. Saya adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Kakak pertama laki-laki, sedangkan yang kedua cewek. aku merasa beruntung dibandingkan kedua kakak saya karena saya bisa menempuh pendidikan sampai DIII sedangkan mereka baru sampai tingkat SLTP. Tapi itu juga tak lepas dari bantuan mereka berdua dan juga orang tua. Sejak kecil saya sudah di biasakan untuk belajar mengaji dimusholla setiap magrib sampai isya'. Begitu juga dengan kakak saya. Saat saya kelas VI SD kakak pertama saya merantau ke Jambi. Kakak kedua Kerja Di Bandung. Mulailah hari-hari aku sendiri tanpa kakak. Tinggal bapak (Romo) dan Ibu (Biyung) yang membimbing aku. Memberi tugas dan pekerjaan. Sejak duduk di kelas tiga saya sudah mulai merawat seekor Kambing milik pak de. Sejak saat itu saya mulai bekerja membantu orang tua. Saya baru berhenti merawat kambing setelah lulus SLTP. Mulai di SMA saya hanya membantu merawat sapi punya bapak sendiri. Itu juga kalau tidak ada kegiatan di sekolah. Kegiatan sekolah yang wajib pada saat itu adalah Pramuka. Selain pramuka saya juga ikut les Kimia dan kegiatan Rohis ( Rohani Islam). Saat mulai duduk di kelas dua SMA saya mulai tertarik di bidang jurnalistik dan ingin bisa menulis dengan baik dan bisa di muat di koran atau majalah. saya berusaha latihan dan mencoba mencari referensi yang berhubungan dengan jurnalistik. Setelah lulus dari SMA, saya melanjutkan pedidikan di Yogyakarta. Agustus 2006 menjadi awal saya mengenal Yogyakarta. Di sebuah Kampus AMATRANS Yogyakarta dan selesai pada bulan Juli 2009.

Senin, 13 Juli 2009

Wisudaku

Agustus 2009 akan menjadi hari bersejarah bagi saya ahahahahah

Senin, 29 Desember 2008

Tahun lalu


Perlukah Merayakan Tahun Baru??

Pergantian tahun (Hijriyah) tinggal beberapa waktu lagi…sementara pergantian tahun baru Masehi telah berlalu lebih kurang 20 hari.

Saat pergantian tahun baru, dari 2005 ke 2006, aku sempat muat artikel mengenai doa menyambut tahun baru. Nah, kini mari kita bahas, perlukah kita merayakan tahun baru…tentunya berdasar hukum Islam, yakni Al Qur’an dan sunnah Rasululloh SAW.

Bagi kebanyakan orang, mereka merayakan malam pergantian tahun dengan berlibur ke suatu tempat, nonton pagelaran musik, nonton tv, bakar2 jagung sambil ngobrol, pergi ke tepi laut lalu ngelamun sambil memandang laut, begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan. Belakangan ini nampaknya sudah mulai menjadi trend di beberapa tempat, merayakan tahun baru dengan mengadakan dzikir berjama’ah.

Untuk contoh2 di awal paragraf di atas, aku sendiri tidak menyukai kegiatan seperti itu. Bagiku, acara seperti itu cenderung (maaf) sia-sia belaka…karena tidak jelas manfaatnya (setidaknya menurutku, maaf bagi yg tidak berkenan dg ucapanku). Biasanya aku lewatkan malam tahun baru dg perasaan biasa saja, tidak banyak kegiatan di luar rumah. Malah, selama 2 tahun (2004 dan 2005), aku menghabiskan tahun (2004 dan 2005) dan menyambut tahun baru (2005 dan 2006) dengan sholat, mengaji, dan dzikir. *sementara di tahun 2006, saat menjelang tahun 2007, aku lalui tahun baru dengan tidur saja.*

Beberapa waktu lalu, di awal tahun 2007, aku tiba2 ingin tahu, apa hukumnya menyambut tahun baru dg ibadah….??

Aku cari-cari referensi di buku dan internet, serta bertanya kepada beberapa guruku, hasilnya, RASULULLOH SAW TIDAK MENCONTOHKAN MEMPERINGATI TAHUN BARU…bahkan dengan dzikir, ataupun ibadah apapun. Bahkan, di beberapa referensi, aku temukan bahwa itu adalah BID’AH..!!!

Sejenak aku tertegun dan beristighfar…duh, ternyata beribadah dalam menyambut tahun baru, BUKANLAH CONTOH RASULULLOH SAW. ‘Untunglah’ aku cuma melakukan 2x saja…dan segera berhenti, meski kala itu aku belum tahu hukumnya.

Tak dinyana, beberapa waktu kemudian aku dapatkan sebuah email di inboxku, isinya KEBURUKAN DALAM MERAYAKAN TAHUN BARU…aku copy-paste saja sebagian isi emailnya..
1. Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.
2. Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkan menyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.
3. Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
4. Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Alloh subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Alloh. Wallahu a’lam…